Acara ini mencakup :
- Pemberian santunan bagi anak yatim dan dhuafa,
- Kajian islamic parenting bertajuk "Cerdas Mendidik Anak Generasi Z" yang disampaikan oleh pemerhati anak Bunda Astri Ivo,
- Outbond dan Archery yang terbuka untuk umum serta
- Bazaar
Berkat dukungan semua pihak dan bantuan para orangtua, memungkinkan para guru untuk menguatkan proses pembelajaran pada anak dalam rangka meningkatkan rasa kepedulian sosial terhadapa lingkungannya. Melalui kerjasama dengan pihak Daarut Tauhid, ananda menyisihkan sebagian uang sakunya setiap hari untuk dikumpulkan sebagai dana santunan. Dan kerjasama para orangtua berhasil mengumpulkan dana untuk menyediakan beberapa peralatan sekolah dan Qur'an saku sebagai tanda kenangan dari Islamic Green School.
Dana santunan dan goodie bag yang disediakan berhasil terkumpul untuk dibagikan kepada 40 santri dari Panti Asuhan Ar Rayhan dan 10 anak yatim di sekitar Islamic Green School. Alhamdulillah.
Kajian Islamic Parenting "Cerdas Mendidik Anak Generasi Z" oleh Bunda Astri Ivo
Generasi Z merupaka generasi yang lahir di rentang tahun 1995 - 2010, yaitu ana-anak yang saat ini sedang duduk di bangku SMP - lulusan universitas. Mereka adalah generasi melek teknologi yang gaya hidup serta cara hidupnya mendapat kemudahan dari segi informasi, komunikasi dan teknologi. Guru utamanya bukan hanya orangtua atau gurunya di sekolah melainkan segala informasi yang tersedia melalui internet. Ketidaktahuan bukan hal yang perlu ditakuti karena segala informasi mudah mereka dapatkan melalui kecanggihan alat-alat dan akses teknologi informasi yang dimilikinya. Tanpa kedewasaan tentunya generasi ini akan terperosok pada kondisi mestizo culture yaitu suatu kondisi budaya masyarakat yang menyerap budaya-budaya baru dan asing tanpa ada filterisasi atau mengindahkan pengawasan sosial dari lingkungan sekitarnya.
Sedikitnya ada 5 poin penting yang perlu diingat dan dapat dilakukan para orangtua di rumah dalam mendidik putra-putrinya sesuai tuntunan islam;
1. Resilience, didiklah anak agar tidak mudah cengeng. Anak-anak harus tumbuh kuat, tegar dan tangguh menghadapi kekurangannya dan mencari solusi dari hambatan yang dihadapinya dalam mencapai tujuan. Kuatkan niatnya untuk memaknai setiap tujuan hidupnya dan dekatkan setiap potensi yang dimilikinya dalam rangka asas kebermanfaatan terhadap segala nikmat dan karunia dari Allah ta'ala. Diantaranya; nikmat akal, akses ilmu, harta/ rizqi, keturunan, sehat dan umur yang kesemuanya merupakan pinjaman dari Allah subhanahu wa ta'ala. Karena itu jadikan nikmat2 tersebut sebagai amanah yang kelak harus kita pertanggungjawabkan kembali kepada Sang Pemiliknya.
Menangis karena mendengar lantunan ayat Al - Qur'an berbeda dengan cengeng, justru itu merupakan pengalaman yang bagus dan berharga agar tumbuh pada hati anak-anak.
2. Jauhkan anak dari "setan gepeng" alias handphone atau gadget. Pengawasan orangtua terhadap pemanfaata akses teknologi komunikasi dan informasi dalam proses tumbuh kembang anak-anak sangat diperlukan. Pengawasan yang positif akan melahirkan anak-anak yang cerdas dan bijaksana.
3. Kuat hati dan konsisten dalam menerapkan peraturan pada anak. Tidak mudah mengalah pada hal-hal yang bersifat syar'i sesuai ketentuan Allah dan tuntunan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mengajarkan anak bahwa seorang mukmin tidak boleh mudah terbelenggu pada hal-hal yang syubhat. Hal ini demi menjadikan anak-anak yang mampu menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri ketika mereka menjadi manusia-manusia dewasa yang dapat diberi kepercayaan untuk mengatur dirinya di kemudian hari (manakala mereka hidup berjauhan dari orangtuanya).
4. Ayah turut serta dalam pendidikan anak sejak dini. Harapannya, Ayah merupakan suri tauladan utama dalam keluarganya yang memberi contoh sesuai Al Qur'an dan sunnah Rasulullah Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam
5. Kita tidak bisa "terlalu" steril terhadap interaksi sosial anak. Kuatkan pengawasan pada diri anak dari dalam rumah. Libatkan anak pada proses-proses penilaian perilaku sosial yang halal atau haram, baik atau tidak baik, boleh atau tidak boleh, ahsan dan kurang ahsan agar anak paham dan mampu melakukannya sendiri secara mandiri ketika mereka mendengar hal-hal baru yang tidak patut untuk dicontoh. Tidak serta merta mengkambinghitamkan perilaku sosial negatif dari teman-teman sepermainannya memberi anak rasa percaya diri dan aman agar dia mau terbuka terhadap orangtua. Memujinya ketika dia memilih untuk berperilaku positif ketika mendengar, melihat atau menerima perilaku dan perlakuan negatif dari sekitarnya. Kuatkan terus kepribadian positif dan sifat cenderung baik pada diri anak akan menguatkan karakter posistifnya hingga ia dewasa dan menjadi bagian dari masyarakat global.
Outbond dan Archery
Panitia Tabligh Akbar juga memberi kesempatan bagi khalayak umum untuk berinteraksi langsung menggunakan instalasi Flying Fox dan Archery yang ada di IGS. Kedua kegiatan ini merupakan hal rutin bulanan dan mingguan yang diberikan kepada sisiwa IGS dalam rangka mengasah motorik dan life skills anak. Alhamdulillah tidak kurang dari 40 anak dan dewasa mencoba kedua instalasi tersebut.
Bazaar
Peserta Bazaar yang hadir memenuhi seluruh fasilitas yang disediakan Panitia. Tidak kurang dari 10 peserta bazaar menawarkan beragam produk; makanan dan minuman organik, sehat dan non MSG. pakaian dan perlengkapan sholat serta hasil karya siswa SM IGS. Demi melariskan barang dagangannya tak jarang diantar peserta bazaar memberikan harga spesial bagi para pengunjung.
Terima kasih sudah turut menyimak liputan acara Tabligh Akbar ini. Semoga ada lebih banyak tamu undangan yang dapat hadir pada kajian islami berikutnya di IGS.
Berikut liputan video saat kajian bunda Astri Ivo berlangsung.
Semoga tulisan ini bermanfaat, barokallahu fii kum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar